Senin, 17 Agustus 2020

LANJUTAN SISTEM REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Organ Reproduksi Tumbuhan Angiospermae

Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Organ Reproduksi Tumbuhan Angiospermae
Amongguru.com. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermaeberasal dari kata angio yang berarti bunga dan spermae yang artinya tumbuhan berbiji.
Angiospermae disebut tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi daun buah yang disebut sebagai bakal buah.
Bakal buah dan bagian-bagian lain pada bunga nantinya akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji.
Pada umumnya, tumbuhan berbiji tertutup memiliki kesamaan ciri dengan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).
Keunikan dari tumbuhan berbiji tertutup ada pada bijinya yang tersusun oleh kotiledon  (keping lembaga).

Ciri-ciri Tumbuhan Angiospermae

Berikut ini adalah ciri-ciri dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
  • Bakal bijinya berada di dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah (karpel).
  • Daun dan buah berdaging tebal.
  • Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami dormansi (masa istirahat).
  • Tubuh terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.
  • Bunga terdiri dari kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
  • Akarnya ada yang serabut dan ada pula yang tunggang.
  • Batang ada yang berkambium dan ada juga yang tidak memiliki kambium.
  • Memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel tebal dan berlignin.
  • Mempunyai beberapa tipe daun, antara lain, lurus, menyirip dan menjari.
  • Mengalami pembuahan ganda.

Klasifikasi Angiopermae

Tumbuhan biji tertutup memiliki spesies yang sangat banyak, akan tetapi sampai saat ini terdapat delapan kelompok Angiopermae yang masih hidup, sebagai berikut.
  1. Amborella : semak atau perdu kecil yang hanya ada di Kaledonia Baru.
  2. Nymphaeales : teratai (water lily).
  3. Austrobaileyales : tumbuhan adas/pekak (star anise).
  4. Chloranthales : tumbuhan aromatis dengan daun bergerigi.
  5. Magnoliids : bunga magnolia dan black pepper.
  6. Monocots : tumbuhan dengan satu kotiledon, seperti padi, jagung, kelapa, dan anggrek.
  7. Ceratophyllum : tumbuhan akuatik yang sering digunakan untuk penghias akuarium.
  8. Eudicots : tumbuhan yang memiliki dua kotiledon sejati, seperti kacang polong, buncis, mawar, bunga matahari, dan apel.
Sampai pada akhir tahun 1990-an, sebagian besar ilmuwan secara sistematis membagi tumbuhan berbiji tertutup menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah daun lembaga (kotiledon).
Kelompok dengan biji yang memiliki satu daun lembaga (kotiledon) disebut monokotil, dan kelompok dengan biji yang memiliki dua daun lembaga (kotiledon) disebut dikotil. Perbedaan ciri tumbuhan dikotil dan monokotil dapat dibaca di sini.

Organ Reproduksi Tumbuhan Angiospermae

Ciri-ciri utama Angiospermae lainnya adalah adanya bunga, yang merupakan struktur reproduksi seksual khas dari tumbuhan tersebut. Pada bagian bunga inilah terletak bakal buah dan bakal biji
Berikut ini adalah bagian-bagian lengkap bunga.

1. Mahkota Bunga

Mahkota bunga (Corolla) adalah salah satu perhiasan bunga selain kelopaknya. Mahkota bunga terdiri dari helaian-helaian yang berukuran relatif besar dan berwarna mencolok yang disebut sebagai petal.
Warna yang mencolok tersebut bertujuan untuk memikat serangga penyerbuk agar hinggap dan menghisap nektar untuk membantu penyerbukan.

2. Kelopak Bunga

Kelopak bunga juga menjadi salah satu perhiasan bunga. Kelopak bunga pada umumnya berwarna hijau dan berbentuk menyerupai daun.
Fungsi mahkota bunga pada tumbuhan angiospermae adalah untuk melindungi mahkota bunga pada saat masih kuncup.

3. Putik

Putik (Carpel) adalah alat reproduksi betina pada bunga dan berperan dalam menghasilkan bakal biji.
Pada putik terdapat ovarium, tangkai, dan stigma. Kepala putik (stigma) bersifat lengket dan berfungsi menangkap serbuk sari kemudian menyalurkannya ke tangkai putik (style) untuk masuk ke ovarium.

4. Benang Sari

Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan pada bunga. Bagian ini tersusun atas sebuah batang yang disebut tangkai sari (filament) dan sebuah kantong, yaitu kepala sari (anther) tempat serbuk sari dihasilkan.

5. Tangkai Bunga

Tangkai bunga merupakan bagian yang menghubungkan antara bunga dengan batang tanaman

Organ dan Sistem Reproduksi Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Amongguru.com. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermaeadalah kelompok tumbuhan yang bijinya tidak tertutup kulit buah.
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, gymnos yang artinya telanjang dan spermae yang berarti biji.
Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), biji atau bakal biji selalu terlindungi oleh bakal buah (ovarium), sehingga tidak akan tampak dari luar.
Sedangkan pada Gymnospermae, biji akan langsung terlihat atau tampak diantara daun-daun penyusun strobilus (runjung).

Ciri-ciri Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

  • Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
  • Berakar tunggang.
  • Berdaun tebal, sempit, kaku seperti jarum.
  • Batang tidak bercabang, berkayu, tumbuh tegak ke atas.
  • Akar mengandung kambium dan memiliki kaliptra.
  • Berkas pembuluh angkut belum berfungsi sepenuhnya baik, karena masih berupa tracheid.
  • Batang mempunyai kambium dan floeterma (sarung tepung) yaitu endodermis yang mengandung zat tepung.
  • Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
  • Pembuahan tunggal, antara penyerbukan dan pembuahan memiliki selang waktu panjang.
  • Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba.
Contoh dari tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) adalah sebagai berikut.

1. Melinjo

2. Pinus

3. Pohon ginkgo

4. Pakis haji

Organ Reproduksi Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) tidak memiliki bunga seperti tumbuhan Angiospermae. Akan tetapi, tumbuhan Gymnospermae memiliki alat reproduksi seksual yang disebut strobilus atau runjung.
Strobilus merupakan kumpulan sporofil, yaitu bagian daun yang berfungsi menghasilkan spora serta sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Pada tumbuhan pinus dan melinjo, terdapat dua jenis strobilus dalam satu pohon, yaitu stobilus jantan dan strobilus betina.
Sedangkan pada pakis haji, strobilus jantan dan strobilus betina terpisah atau tidak berada dalam satu pohon.
Di dalam strobilus jantan, terdapat ruang-ruang spora atau mikrosporangia. Pada mikrosporangia, sel-sel akan membelah secara meiosis dan menghasilkan spora jantan (mikrospora). Mikrospora selanjutnya berkembang membentuk serbuk sari.
Pada strobilus betina, tersusun atas banyak megasporofil (daun penghasil megaspora). Masing-masing megasporofil mengandung dua bakal biji dan tiap bakal biji mengandung kotak spora (megasporangium).
Sel-sel dalam megasporangium akan mengalami pembelahan meiosis dan menghasilkan spora betina (megaspora). Inti megaspora kemudian akan membelah secara mitosis membentuk sel telur.

Sistem Reproduksi Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Reproduksi tumbuhan Gymnospermae diawali dengan proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan pembuahan tunggal (tiap inti sperma membuahi satu sel telur).
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dilakukan dengan anomogani (penyerbukan yang dibantu oleh angin), dimana serbuk sari akan langsung jatuh pada bakal biji.
Gamet jantan akan membelah untuk menghasilkan serbuk sari bersel empat yang akan dilepaskan ke udara.
Sementara itu, sel telur juga terbentuk pada strobilus betina. Sel telur ini berasal dari pembelahan megaspora.
Setelah serbuk sari menempel pada strobilus betina, maka terjadi perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari selanjutnya membentuk buluh (tabung serbuk sari) dengan membawa inti sperma menuju sel telur. Proses tersebut membutuhkan waktu hingga satu tahun lamanya.
Kemudian inti sperma akan bersatu dan melebur dengan sel telur sehingga terbentuklah zigot. Zigot berkembang menjadi embrio dengan mengambil nutrisi dari endosperma. Pada saat itu, terbentuk struktur tambahan berupa sayap tipis pada biji.
Selang satu tahun kemudian, kerucut betina akan melepaskan bijinya satu persatu dengan bantuan angin.
Biji-biji yang bersayap tersebut akan terbang ke segala arah dan jika biji sampai pada lingkungan yang sesuai, akan terjadi perkecambahan biji untuk membentuk tumbuhan baru.
Tumbuhan Gymnospermae juga dapat bereproduksi secara aseksual. Tumbuhan Gymnospermae yang dapat bereproduksi secara aseksual, misalnya tumbuhan pakis haji dan pinus.
Tumbuhan pakis haji dapat reproduksi dengan menggunakan tunas yang disebut bulbil. Tumbuhan pinus dapat berkembangbiak dengan menggunakan tunas akar.
(a) Strobilus Jantan dan Betina Pada Melinjo, (b) Tunas Akar pada
Pinus, (c) Bulbil pada Pakis Haji.

Organ dan Sistem Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Organ dan Sistem Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Amongguru.com. Tumbuhan paku (Pteridophytamerupakan kelompok tumbuhan yang tidak berbiji, sudah memiliki jaringan pembuluh, dan sudah mempunyai batang, daun, serta akar sederhana.
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) seperti lumut. Metagenesis adalah pergiliran keturunan yang melibatkan dua fase sekaligus, yaitu fase sporofit dan fase gametofit.

Sistem Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Fase sporofit adalah ketika tumbuhan paku menghasilkan spora, sedangkan fase gametofit adalah pada saat tumbuhan paku menghasil gamet (sel kelamin).
Fase gametofit tumbuhan paku bersifat haploid (n), sedangkan fase sporofit tumbuhan paku bersifat diploid (2n).
Protalium akan menghasilkan anteridium (organ reproduksi jantan) yang menghasilkan sperma, juga menghasilkan arkegonium (organ reproduksi betina) yang menghasilkan ovum atau sel telur.
Tumbuhan paku yang dapat kita amati berada dalam tahap sporofit, karena dapat menghasilkan spora.
Jika kadar air pada kotak spora berkurang, kotak spora akan sobek dan mengeluarkan spora yang ada di dalamnya.
Spora tersebar dan selanjutnya tumbuh menjadi protalium, jika lingkungannya sesuai untuk tumbuh.
Protalium menempel pada permukaan menggunakan rhizoid. Protalium berwarna hijau dan mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis untuk berkembang.
Tahap gametofit dimulai ketika protalium tumbuh. Protalium akan berkembang dan menghasilkan anteridium dan arkegonium.
Anteridium menghasilkan spora berflagel (berekor) dan arkegonium akan menghasilkan sel telur.
Anteridium dan arkegonium pada umumnya terdapat pada satu protalium. Kadar air yang tinggi membantu sperma untuk bertemu dengan ovum, sehingga terjadi pembuahan dan menghasilkan zigot.
Baca :
Fertilisasi terjadi jika sperma yang dihasilkan oleh anteridium sampai pada sel telur yang dihasilkan oleh arkegonium.
Meskipun memiliki flagel, sperma tumbuhan paku memerlukan air untuk pergerakannya. Zigot yang tumbuh dan berkembang akan memulai tahap sporofit baru.
Reproduksi aseksual pada tumbuhan paku dilakukan dengan rhizoma. Rhizoma dapat tumbuh ke segala arah dan membentuk koloni tumbuhan paku yang baru. Rhizoma adalah batang yang tumbuh di dalam tanah.

Tumbuhan Paku Homospora dan Heterospora

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora dan tumbuhan paku heterospora.
Tumbuhan paku homospora menghasilkan satu jenis spora yang tumbuh menjadi protalium dan dalam satu protalium itu dihasilkan sperma dan ovum. Pada paku homospora, sperma dan ovum dihasilkan pada satu protalium yang sama.
Sedangkan tumbuhan paku heterospora akan menghasilkan dua jenis spora, megaspora, dan mikrospora.
Megaspora tumbuh menjadi protalium betina yang menghasilkan ovum, dan mikrospora tumbuh menjadi protalium betina yang menghasilkan sperma.
Pada tumbuhan paku heterospora, sperma dan ovum dihasilkan oleh protalium yang terpisah.

Organ dan Sistem Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Organ dan Sistem Reproduksi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Amongguru.com. Tumbuhan lumut (Bryophytamerupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan. Lumut dapat dengan mudah ditemukan pada tempat lembab dan teduh.
Bentuk tubuh lumut ada yang berupa lembaran dan ada juga yang mirip tumbuhan kecil. Akar sederhana pada lumut disebut rizoid.
Rizoid tersebut berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral, serta untuk melekat pada habitatnya. Tumbuhan lumut hanya tumbuh memanjang dan tidak tumbuh membesar.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang masih sederhana, karena belum memiliki akar, batang, dan daun yang sejati.
Secara umum lumut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun.
(a) Lumut Hati; (b) Lumut Tanduk; (c) Lumut Daun

Organ Reproduksi Tumbuhan Lumut

Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tapak hijau, berbentuk lembaran, dan membentuk alat kelamin yang menghasilkan gamet.
Sel kelamin jantan dihasilkan oleh sel jantan yang disebut anteridium dan sel kelamin betina dihasilkan oleh sel kelamin betina yang disebut arkegonium.
Lumut yang memiliki dua alat kelamin (anteridium dan arkegonium) disebut berumah satu (monoesis) atau homotalus.
Sedangkan lumut yang hanya memiliki satu jenis alat kelamin disebut berumah dua (diesis) atau heterotalus.

Sistem Reproduksi Tumbuhan Lumut

Di dalam siklus hidupnya, lumut akan mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n).
Tumbuhan AngiospermaeGymnospermae, dan tumbuhan paku dapat dijumpai pada tahap sporofit. Akan tetapi, tumbuhan lumut yang sering kita jumpai berada pada tahap gametofit.
Reproduksi seksual (generatif) tumbuhan lumut dimulai ketika spora berkecambah menghasilkan protonema. Protonema kemudian tumbuh menjadi tumbuhan lumut.
Dari ujung batang berkembang organ reproduksi betina (arkegonium) dan organ reproduksi jantan (anteridium).
Arkegonium menghasilkan sel telur atau ovum, sedangkan anteridium menghasilkan sperma yang berflagela dua.
Sperma kemudian berenang untuk membuahi sel telur. Pembuahan akan dapat berlangsung dengan baik apabila lingkungannya basah dan berair. Hasil pembuahan tersebut membentuk zigot.
Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sporofit yang bersifat haploid (n). Pada saat sporofit masak (umur 3 – 6 bulan) akan membentuk tangkai panjang (seta).
Ujung seta berupa kapsul yang disebut dengan sporogonium. Di dalam sporogonium terdapat spora.
Ketika spora telah masak, kapsul pelindungnya akan pecah, sehingga spora dapat dibebaskan. Spora yang dibebaskan tersebut akan berkecambah dan memulai siklus hidup lumut kembali.
Tumbuhan lumut mengalami reproduksi aseksual (vegetatif) melalui kuncup atau gemmae dan melakukan fragmentasi.
Fragmentasi terjadi ketika tumbuhan lumut melepaskan sebagian tubuhnya untuk menjadi individu baru.

Lumut Sebagai Tumbuhan Perintis

Meskipun tumbuhan lumut memerlukan kondisi yang lembab untuk tumbuh dan bereproduksi, banyak jenis lumut yang dapat bertahan dalam kondisi yang kering dalam kurun waktu yang cukup lama.
Mereka dapat tumbuh pada tanah yang tipis dan pada tanah di tempat tumbuhan lain tidak dapat tumbuh. Spora dari lumut akan dibawa oleh angin.
Spora akan tumbuh menjadi tumbuhan baru jika ada air dan beberapa komponen pendukung lainnya.
Sering kali lumut merupakan tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang sudah rusak misalnya akibat aliran lava atau akibat kebakaran hutan. Oleh karena itu, lumut juga disebut organisme pioner atau tumbuhan perintis.
Sebagai tumbuhan pioner, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuan akibat panas, angin (pelapukan fisika), dan zat kimia lain seperti zat asam atau oksigen (pelapukan kimia) yang akhirnya membentuk tanah, sehingga pada akhirnya tumbuhan lain dapat tumbuh pada daerah tersebut.
Beberapa lumut juga dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah dan menyimpan air. Kelompok lumut lainnya juga dapat digunakan sebagai obat hepatitis, seperti kelompok lumut hati Marchantia polymorpha.
Beberapa kelompok dari lumut daun seperti Sphagnum yang sudah lapuk dapat digunakan sebagai bahan bakar seperti batu bara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beda Potensial Listrik, Rumus, Contoh Soal, dan Penyelesaiannya

  Beda potensial  atau biasa disebut tegangan listrik adalah perbedaan jumlah elektron yang berada pada suatu arus listrik. Perbedaan jumlah...