9 Contoh Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan dan Hewan beserta Gambarnya
Teknologi reproduksi adalah upaya manusia untuk mengembangbiakan tumbuhan dan hewan dengan beberapa cara yang diharapkan bisa mengatasi masalah dalam reproduksi/perkembangbiakan.
Teknologi reproduksi pada tumbuhan antara lain, yaitu: hidroponik, vertikultur, dan kultur jaringan.
1. Hidroponik
Hidroponik adalah suatu cara penanaman tumbuhan dengan larutan nutrisi dan mineral dalam air dan tanpa menggunakan medium tanah. Kelebihan hidroponik, yaitu:
- Tidak memerlukan lahan yang luas
- Tanaman tumbuh lebih cepat dan hasil panen melimpah
- Pemakaian air dan pupuk lebih efisien
- Ramah lingkungan resiko terkena hama penyakit rendah
- Kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit
- Tidak bergantung cuaca dan tidak perlu menyirami.
Meskipun demikian, hidroponik juga memiliki kekurangan. Kekurangan hidroponik, yaitu:
- Diperlukan keterampilan khusus untuk membuat perangkat tanam
- Diperlukan ketelitian yang berlebih ketika meracik nutrisi untuk tanaman
Contoh tanaman yang dapat dikembangkan dengan teknologi hidroponik adalah selada, paprika, tomat, timun, terong, kangkung, bayam, melon, dan semangka.
2. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik reproduksi tanaman dengan membudidayakan tanaman secara vertikal dengan tujuan untuk menanm lebih banyak tanaman pada lahan yang terbatas seperti daerah perkotaan.
Kelebihan vertikultur, yaitu:
- Pemanfaatan lahan lebih efektif
- Portabel dan menghemat pupuk
- Mengurangi tumbuhnya gulma
- Mempermudah dalam perawatan
Kekurangan vertikultur, yaitu:
- Penyiraman harus dilakukan secara kontinu
- Perawatan harus hati-hati dan teliti
Contoh tumbuhan yang dapat dikembangkan dengan teknologi vertikultur adalah selada, paprika, tomat, timun, terong, kangkung, cabai, dan bayam.
3. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik reproduksi tumbuhan untuk menghasilkan individu baru yang berasal dari bagian tubuh tumbuhan (totipotensi) dapat berupa sel, jaringan, atau organ pada medium yang bernutrisi dan steril.
Bagian tumbuhan yang diambil akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang memiliki organ lengkap. Semua jenis tumbuhan dapat dikembangbiakan dengan metode kultur jaringan, namun perlu perlakuan khusus.
Kelebihan kultur jaringan, yaitu:
- Dapat menghasilkan banyak bibit dalam waktu yang singkat
- Tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak bergantung musim
- Bibit yang dihasilkan seragam
- Tahan terhadap penyakit
- Memungkinkan dilakukan manipulasi genetik
Kekurangan kultur jaringan, yaitu:
- Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan hidroponik dan vertikultur
- Harus dilakukan oleh orang yang berkeahlian khusus
- Bibit yang dihasilkan memerlukan aklimatisasi (penyesuaian suhu) dengan lingkungan sebelum ditanam
- Teknologi reproduksi pada hewan antara lain, yaitu: bayi tabung, kloning, inseminasi buatan, organisme transgenik, hibridisasi, dan fusi protoplasma.
-
1. Bayi Tabung
Bayi tabung merupakan salah satu produk teknologi reproduksi yang dihasilkan baik melalui teknik fertilisasi in vitro maupun kloning. Fertilisasi in vitro adalah proses pembuahan yang dilakukan diluar tubuh hewan, sedangkan teknik kloning adalah reproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik melalui proses seksual apabila melalui fertilisasi dan aseksual apabila menggunakan sel somatis.
Baik pada vertilisasi invitro maupun kloning, embrio yang dihasilkan dititipkan kembali ke dalam rahim induk betina. Melalui teknologi in vitro, analisis kromosom dari embrio yang memiliki resiko kelainan genetik dapat dilakukan sebelum dikembalikan ke dalam rahim.
2. Kloning
Kloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. Teknologi reproduksi kloning dapat dilakukan melalui proses seksual dengan fertilisasi in vitro dan aseksual dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai 4 sampai 8 sel maka dilakukan pemotongan dengan teknik mikromanipulasi menjadi dua atau empat bagian.Bagian-bagian embrio tersebut dapat ditumbuhkan kembali dalam inkubator hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama. Setelah mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim induk betina, hingga mencapai umur tentu sampai kelahiran.
3. Inseminasi Buatan (Kawin Suntik)
Inseminasi buatan adalah teknik reproduksi pada hewan dengan memasukkan sperma hewan jantan yang telah diproses ke dalam alat reproduksi hewan betina dengan alat khusus. Inseminasi buatan bertujuan untuk memperoleh keturunan hewan yang berkualitas tinggi.
Inseminasi buatan atau kawin suntik merupakan teknologi reproduksi hewan yang penggunaannya banyak diaplikasikan pada bidang peternakan, seperti peternakan sapi.
4. Organisme Transgenik
Teknologi reproduksi adalah upaya manusia untuk mengembangbiakan tumbuhan dan hewan dengan beberapa cara yang diharapkan bisa mengatasi masalah dalam reproduksi/perkembangbiakan.
Teknologi reproduksi pada tumbuhan antara lain, yaitu: hidroponik, vertikultur, dan kultur jaringan.
1. Hidroponik
Hidroponik adalah suatu cara penanaman tumbuhan dengan larutan nutrisi dan mineral dalam air dan tanpa menggunakan medium tanah. Kelebihan hidroponik, yaitu:
- Tidak memerlukan lahan yang luas
- Tanaman tumbuh lebih cepat dan hasil panen melimpah
- Pemakaian air dan pupuk lebih efisien
- Ramah lingkungan resiko terkena hama penyakit rendah
- Kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit
- Tidak bergantung cuaca dan tidak perlu menyirami.
Meskipun demikian, hidroponik juga memiliki kekurangan. Kekurangan hidroponik, yaitu:
- Diperlukan keterampilan khusus untuk membuat perangkat tanam
- Diperlukan ketelitian yang berlebih ketika meracik nutrisi untuk tanaman
Contoh tanaman yang dapat dikembangkan dengan teknologi hidroponik adalah selada, paprika, tomat, timun, terong, kangkung, bayam, melon, dan semangka.
2. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik reproduksi tanaman dengan membudidayakan tanaman secara vertikal dengan tujuan untuk menanm lebih banyak tanaman pada lahan yang terbatas seperti daerah perkotaan.
Kelebihan vertikultur, yaitu:
- Pemanfaatan lahan lebih efektif
- Portabel dan menghemat pupuk
- Mengurangi tumbuhnya gulma
- Mempermudah dalam perawatan
Kekurangan vertikultur, yaitu:
- Penyiraman harus dilakukan secara kontinu
- Perawatan harus hati-hati dan teliti
Contoh tumbuhan yang dapat dikembangkan dengan teknologi vertikultur adalah selada, paprika, tomat, timun, terong, kangkung, cabai, dan bayam.
3. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik reproduksi tumbuhan untuk menghasilkan individu baru yang berasal dari bagian tubuh tumbuhan (totipotensi) dapat berupa sel, jaringan, atau organ pada medium yang bernutrisi dan steril.
Bagian tumbuhan yang diambil akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang memiliki organ lengkap. Semua jenis tumbuhan dapat dikembangbiakan dengan metode kultur jaringan, namun perlu perlakuan khusus.
Kelebihan kultur jaringan, yaitu:
- Dapat menghasilkan banyak bibit dalam waktu yang singkat
- Tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak bergantung musim
- Bibit yang dihasilkan seragam
- Tahan terhadap penyakit
- Memungkinkan dilakukan manipulasi genetik
Kekurangan kultur jaringan, yaitu:
- Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan hidroponik dan vertikultur
- Harus dilakukan oleh orang yang berkeahlian khusus
- Bibit yang dihasilkan memerlukan aklimatisasi (penyesuaian suhu) dengan lingkungan sebelum ditanam
- Teknologi reproduksi pada hewan antara lain, yaitu: bayi tabung, kloning, inseminasi buatan, organisme transgenik, hibridisasi, dan fusi protoplasma.
- 1. Bayi TabungBayi tabung merupakan salah satu produk teknologi reproduksi yang dihasilkan baik melalui teknik fertilisasi in vitro maupun kloning. Fertilisasi in vitro adalah proses pembuahan yang dilakukan diluar tubuh hewan, sedangkan teknik kloning adalah reproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik melalui proses seksual apabila melalui fertilisasi dan aseksual apabila menggunakan sel somatis.Baik pada vertilisasi invitro maupun kloning, embrio yang dihasilkan dititipkan kembali ke dalam rahim induk betina. Melalui teknologi in vitro, analisis kromosom dari embrio yang memiliki resiko kelainan genetik dapat dilakukan sebelum dikembalikan ke dalam rahim.2. KloningKloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. Teknologi reproduksi kloning dapat dilakukan melalui proses seksual dengan fertilisasi in vitro dan aseksual dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai 4 sampai 8 sel maka dilakukan pemotongan dengan teknik mikromanipulasi menjadi dua atau empat bagian.Bagian-bagian embrio tersebut dapat ditumbuhkan kembali dalam inkubator hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama. Setelah mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim induk betina, hingga mencapai umur tentu sampai kelahiran.3. Inseminasi Buatan (Kawin Suntik)Inseminasi buatan adalah teknik reproduksi pada hewan dengan memasukkan sperma hewan jantan yang telah diproses ke dalam alat reproduksi hewan betina dengan alat khusus. Inseminasi buatan bertujuan untuk memperoleh keturunan hewan yang berkualitas tinggi.Inseminasi buatan atau kawin suntik merupakan teknologi reproduksi hewan yang penggunaannya banyak diaplikasikan pada bidang peternakan, seperti peternakan sapi.4. Organisme Transgenik
Organisme transgenik adalah organisme yang telah diubah urutan informasi genetik di dalam kromosomnya melalui penyisipan gen baru ke dalam kromosom. Hal tersebut menyebabkan individu yang dihasilkan sifatnya berubah dan tidak sama dengan induknya.
5. Hibridisasi
Hibridisasi adalah teknik reproduksi dengan mengawinkan dua jenis hewan atau tumbuhan yang berbeda varietas dan memiliki sifat-sifat unggul. Selain itu juga bisa didapat dengan cara inseminasi buatan.
Hibridisasi bertujuan untuk menghasilkan hewan atau tumbuhan dengan mutu yang baik, cepat bereproduksi, dan berumur panjang.
6. Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menggabungkan protomasma dari dua macam sel yang berbeda secara alami atau sengaja. Teori yang mendukung fusi protoplasma adalah teori totipetensi dan kultur jaringan.
Jenis-Jenis Teknologi Reproduksi Pada Tumbuhan
Jenis-Jenis Teknologi Reproduksi Pada Tumbuhan – Teknologi reproduksi ialah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan dengan upaya untuk mengatasi segala permasalahan yang ada berkaitan dengan seputar masalah reproduksi. Sampai saat ini, teknologi yang dimanfaatkan manusia tak hanya meliputi berbagai aspek semisal rumah tangga, komunikasi, transportasi, dan segala aspek keterbutuhan lainya saja. Lebih luas lagi, teknologi kini telah digunakan dalam hal pengembangbiakan makhluk hidup yakni pada hewan dan tumbuhan.
Hingga kini telah banyak bermunculan berbagai macam teknologi tumbuhan yang erat kaitannya dengan pengembangbiakkan tumbuhan mulai dari pembenihan sampai pada proses memanen. Selain itu teknologi juga telah mampu meningkatkan produktivitas hewan, khususnya dalam hal pembesaran hewan untuk diambil dagingnya ataupun hasil lainnya seperti telur dan susu. Dalam hal ini pembahasan akan lebih mengarah pada perkembangan teknologi dalam cakupan reproduksi tumbuhan.
Hasil dari pengembangan teknologi pada tumbuhan memunculkan berbagai inovasi sistem perkembangbiakan secara ilmiah dan modern. Beberapa inovasi perkembangbiakan tersebut diantaranya ialah :
1. Hidroponik
Hidroponik merupakan suatu sistem penanaman pada tumbuhan tanpa menggunakan unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Dengan demikian, penanaman tumbuhan dengan sistem ini tidak menggunakan media tanah sama sekali. Media tanah yang secara umum digunakan untuk bercocok tanam, disubtitusikan dengan air. Tentu saja air yang digunakan sebagai media tanam tersebut diberikan campuran larutan nutrisi serta mineral sebagai asupan tambahan bagi tumbuhan. Dengan adanya tambahan nutrisi khusus di dalam larutan air, maka tumbuhan tidak lagi memerlukan tanah yang mengandung unsur hara sebagai media tanamnya.
Sebagai pengganti media tanah, dalam penerapan sistem hidroponik juga dapat ditunjang dengan beberapa material yang bersifat tidak memiliki daya serap terhadap air, seperti misalnya spons, sekam padi, kerikil, serbuk kayu, pasir malang, dan lain sebagainya. Penanaman tumbuhan dengan sistem ini telah banyak digunakan oleh sebagian petani diseluruh dunia. Umumnya jenis tanaman yang menggunakan sistem hidroponik adalah tumbuhan dari jenis sayur-sayuran dan buah-buahan semisal sawi, tomat, kangkung, timun, melon, selada, dan lain sebagainya.
Komponen Hidroponik
Sistem hidroponik terdiri atas beberapa komponen penting diantaranya yakni air, cahaya, oksigen, dan nutrisi. Komponen penting bagi tanaman hidroponik diantaranya adalah :
a. Air
Air merupakan aspek terpenting dalam sistem penanaman hidroponik yakni sebagai media tanam penyedia nutrisi bagi tumbuhan.
b. Cahaya
Intensitas asupan cahaya yang cukup juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan tak terkecuali pada tumbuhan yang hidup dengan menggunakan sistem ini.
c. Oksigen
Selanjutnya komponen yang tak kalah pentingnya lagi adalah oksigen. Kadar oksigen bagi tumbuhan hidroponik sangatlah penting dalam permeabilitas membrane sel pada tumbuhan hidroponik.
d. Nutrisi
Nutrisi bagi tumbuhan yang ditanam dengan sistem hidroponik adalah hal penting yang harus ada. Mengingat media tanam yang digunakan adalah air yang mesti diberi asupan nutrisi khusus sebagai suplemen bagi tumbuhan. Berbeda halnya dengan media tanah yang di dalamnya terdapat unsur hara / makanan bagi tumbuhan. [sc:ads]
2. Vertikultur
Vertikultur adalah suatu teknik dalam perkembangbiakan tumbuhan dengan cara membuat instalasi khusus secara bertingkat untuk menanam. Penerapan sistem ini dapat dilakukan dengan cara menggantung tanaman ataupun meletakkannya secara bersusun. Sama halnya dengan hidroponik, sistem ini memungkinkan untuk menghasilkan tanaman dengan jumlah yang besar namun tetap dapat mendayagunakan lahan terbatas dengan sangat efisien. Karenanya, sistem ini sangatlah cocok jika diterapkan di wilayah perkotaan yang umumnya hanya terdapat lahan yang minim dan amat terbatas.
Disamping dibudidayakan dengan menggunakan media tanam pada umumnya, tekni bertikultur juga sejauh ini berkembang dengan cara pemberian unsur hara bersama dengan air siraman melalui drip irrigation / irigasi tetes (pengaliran air secara berkesinambungan). Selain itu dapat pula dengan menggunakan beberapa teknik penanaman terbaru seperti misalnya dengan menggunakan sistem vertigo dan air oponik.
3. Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan merupakan sebuah metode pengembangbiakan tumbuhan dengan cara mengambil sel ataupun jaringan sel pada suatu tumbuhan yang selanjutnya akan diletakkan di tempat yang terdapat nutrisi serta zat pengatur hormon. Sel atau jaringan sel tumbuhan tersebut nantinya akan berkembang menjadi tumbuhan baru yang utuh dengan kelengkapan akar, batang, dan daun. Kultur jaringan dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jaringannya, diantaranya ialah :
a. Kultur Embrio
Kultur embrio ialah jenis kultur yang menggunakan sebagian dari tanaman yakni yang berupa embrio tanaman. contohnya ialah pada embrio kelapa kopyor.
b. Kultur Polen
Kultur polen adalah jenis kultur jaringan yang memanfaatkan serbuk sari sebagai jaringan yang dipilih lagi untuk melakukan kultur (eksplan).
c. Kelapa Protoplas
Kelapa protoplas adalah jenis kultur yang memanfaatkan sel jaringan hidup tanpa adanya dinding sebagai eksplannya.
d. Kultur Enter
Kultur enter adalah kultur yang memanfaatkan sebagian tanaman yang berupa kepala sari sebagai eksplan.
e. Kultrur Kloroplas
Kultur kloroplas adalah jenis kultur yang memanfaatkan sel hijau / kloroplas dari suatu tanaman untuk membuat tanaman lain yang lengkap.
f. Kultur Meristem
Berikut ini ialah merupakan rangkuman macam-macam teknologi reproduksi pada tumbuhan :
- Hidroponik : Hidroponik ialah merupakan suatu cara penanaman tumbuhan yang dimana dilakukan dengan menggunakan larutan nutrisi dan mineral pada dalam air tanpa menggunakan tanah. Tanaman hidroponik misalnya adalah paprika, tomat, timun, melon, terong dan selada.
- Vertikultur : Veltikultur ialah merupakan teknik budidaya tanaman yang dimana dilakukan dengan cara membuat instalasi secara bertingkat atau vertikal. Teknik ini dilakukan dengan tujuan agar meningkatkan jumlah tanaman. Contoh tanaman vertikultur adalah kangkung, bayam, kemangi, tomat, pare kacang panjang, dan mentimun.
- Kultur jaringan : Kultur jaringan ialah merupakan teknik budidaya tanaman yang dimana dilakukan dengan cara mengambil suatu bagian dari tanaman, misalnya sel atau sekelompok sel, jaringan atau organ kemudian menumbuhkannya ke dalam kondisi yang steril pada medium yang mengandung nutrisi dan zat pengatur tumbuh atau hormon sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan berkembang seperti tanaman biasanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar